Minggu, 18 Mei 2014

Makalah Teknik Konservasi

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktifitas tanah menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah air bersih semakin berkurang.
Penerapan teknik konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif, sipil teknis dan kimiawi. Penerapan teknik vegetaif berupa penanaman vegetasi tetap, budidaya tanaman lorong, strip rumput dan lain–lain, penerapan sipil teknis berupa pembuatan bangunan dam pengendali, dam penahan, teras, saluran pembuagan air, sumur resapan, embung, parit buntu (rorak), perlindungan kanan kiri tebing sungai dan lain–lain, serta penerapan teknik kimiawi berupa pemberian mulsa, bitumen zat kimia.
Pada kenyataannya semakin banyak terjadi degradasi lahan dan air yag disebabkan oleh banyak faktor yang dapat menyebabkan rusaknya atau berkurangnya kualitas dan kuantitas suatu tanah dan air yang dapat berdampak buruk pada lingkungan kita bahkan dapat menyebabkan suatu bencan alam seperti longsor yang merupakan bentuk dari erosi.
Salah satu kegiatan dalam menyelamatkan lahan dari tingkat erosi yang tinggi adalah penerapan teknik konservasi tanah dan air disamping kegiatan reboisasi, penghijauan, pemeliharan dan pengayaan tanaman. Konservasi tanah dan air merupakan upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah dan air mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan tanah dan air dari kehilangan dan kerusakannya.

B.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai bahan pembelajaran untuk mahasiswa, agar kelak selesai dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Yogyakarta dapat menerapkan tentang teknik konservasi lahan didaerah asal. Dan sebagai acuan dalam pembuatan laporan praktikum pada mata kuliah konservasi tanah dan air.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Landasan Teori
Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 2000), dikatakan selanjutnya bahwa konservasi tanah tidaklah berarti penundaan atau pelarangan pengunaan tanah, tetapi menyesuaikan jenis penggunaannya dengan kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan, agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Konservasi tanah berhubungan erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air, dan usaha untuk mengkonservasi tanah juga merupakan konservasi air. Salah satu tujuan konservasi tanah adalah meminimumkan erosi pada suatu lahan. Laju erosi yang masih lebih besar dari erosi yang dapat ditoleransikan merupakan masalah yang bila tidak ditanggulangi akan menjebak petani kembali ke dalam siklus yang saling memiskinkan. Tindakan konservasi tanah merupakan cara untuk melestarikan sumberdaya alam.
Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktifitas tanah menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah air bersih semakin berkurang.
Konservasi tanah pada umumnya terdapat di berbagai tempat yang secara nyata berdampak pada perbandingan panjang kemiringan tanah yang diakibatkan oleh air hingga tanah menyusut. Lalu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada konservasi air dalam rangka pengontrolan erosi dimana kemiringan tanah yang telah ditentukan dalam persen dan panjang kemiringan tanah yang disebut dengan system cropping.
Usaha pokok dalam pengawetan tanah dan air meliputi (Zulrasdi et, al. 2005):
1.      Pengelolaan lahan
a.      Sesuai kemampuan lahan
b.      Mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam tanah
c.      Melindungi lahan dari ancaman erosi dengan menanam tanaman penutup tanah
d.      Penggunaan mulsa.
2.      Pengelolaan Air
Pengelolaan air adalah usaha-usaha pengembangan sumberdaya air dalam hal :
a.       Jumlah air yang memadai
b.      Kwalitas air
c.      Tersedia air sepanjang tahun
3.      Pengelolaan Vegetasi
Pengelolaan vegetasi pada hutan tangkapan air maupun pemeliharaan vegetasi sepanjang aliran sungai, dapat ditempuh  dengan cara:
a.      Penanaman dengan tanaman berakar serabut seperti, bambu yang sangat dianjurkan di pinggiran sungai, kemudian diikuti dengan rumput makanan ternak seperti. Rumput gajah, Rumput Setaria, Rumput Raja, dan lain-lain sebagainya. Penanaman ini dimaksudkan untuk  penghalang terjadinya erosi pada tanah.
b.      Penanaman tanaman semusim untuk lahan yang tidak memiliki kemiringan.
c.      Pembuatan teras. Bila pada lahan tersebut terdapat kemiringan, maka perlu dibuat teras.

B.    Teknik Konservasi Tanah dan Air
Degradasi lahan dapat terjadi lantaran masyarakat cenderung mengeksploitasi  lahan-lahan pertanian dan mengakibatkan penambangan pada tanah. perubahan teknologi atau intensifikasi penggunaan lahan bahkan bisa menggantikan pepohonan dan vegetasi yang berakar dalam dengan tanaman bahan makanan yang berakar dangkal sehingga tanah mudah tererosi. sementara itu laju pembentukan kembali tanah dan lapisan permukaan yang tererosi sangat lamban sehingga degradasi lahan nyaris tidak dapat tergantikan kembali secara cepat. konsep laju kehilangan lapisan permukaan digunakan sebagai pendekatan degradasi lahan. laju erosi diantaranya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni :
1.     Tingkat erosivitas atau faktor curah hujan.
2.     Sifat fisik tanah
3.     Kemiringan  lahan dan panjang lansekap
4.     Karakteristik tanaman penutup tanah dan manajemen usaha tani.
Untuk daerah yang berpendapatan rendah atau tidak ada mempunyai alternatif mata pencaharian lain yang memadai, eksploitasi lahan pertanian yang berlebihan justru akan meningkatkan kecenderungan degradasi lahan. hal yang perlu dicatat adalah apabila intensifikasi penggunaan lahan kering lebih banyak berlangsung pada lahan yang kemiringan curam dan tanpa menghiraukan aspek konservasi, konsekuensi pada degradasi lahan akan semakin besar.
Untuk menanggulangi fenomena degradasi lahan adopsi teknologi konservasi masih ditentukan oleh faktor-faktor keterkaitan antara tingginya tingkat degradasi lahan dan tingkat keuntungan usaha tani pada suatu lahan dan tingkat kemiringan yang berbeda. pada keadan ekstrim, para petani akan mau mengadopsi teknologi konservasi hanya jika terdapat manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut. kemungkinan ekstrim lainnya adalah masyarakat petani sayuran dilereng-lereng bukit yang jelas-jelas mempunyai kecenderungan degradasi lahan yang sangat tinggi mungkin saja enggan mengadopsi teknologi konservasi jika penghasilan dari usaha tani sayuran itu tidak terpengaruh oleh degradasi lahan.
Beberapa rekomendasi makro yang mungkin dapat secara efektif untuk menurunkan tingkat degradasi lahan adalah upaya-upaya yang mengarah pada penurunan derajat intensifikasi penggunaan lahan, pengurangan tekanan penduduk, dan peningkatan serta pemantapan strategi yang mampu meningkatkan pendapatan petani. selain itu juga penerapan teknologi konservasi yang ramah lingkungan dan murah serta aplikatif adalah salah satu jalan mengurangi laju erosi/ degradasi lahan.
Salah satu kegiatan dalam menyelamatkan lahan dari tingkat erosi yang tinggi adalah penerapan teknik konservasi tanah dan air disamping kegiatan reboisasi, penghijauan, pemeliharan dan pengayaan tanaman. Konservasi tanah dan air merupakan upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah dan air mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan tanah dan air dari kehilangan dan kerusakannya melalui pengendalian erosi, sedimentasi dan banjir sehingga lahan dan air dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Penerapan teknik konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif, sipil teknis dan kimiawi. Penerapan teknik vegetaif berupa penanaman vegetasi tetap, budidaya tanaman lorong, strip rumput dan lain–lain, penerapan sipil teknis berupa pembuatan bangunan dam pengendali, dam penahan, teras, saluran pembuagan air, sumur resapan, embung, parit buntu (rorak), perlindungan kanan kiri tebing sungai dan lain–lain, serta penerapan teknik kimiawi berupa pemberian mulsa, bitumen zat kimia (soil conditioner).

BAB III
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Tanah dan Konservasi Tanah
Pengertian konservasi adalah suatu upaya atau tindakan untuk menjaga keberadaan sesuatu secara terus menerus berkesinambungan baik mutu maupun jumlah.
Tanah menurut pengertian sehari-hari ialah tempat berpijak makhluk hidup di darat, fondasi tempat tinggal, dan sebagainya. Secara ilmiah, tanah merupakan media tempat tumbuh tanaman. Menurut Simmonson (1957), tanah adalah permukaan lahan yang kontiniu menutupi kerak bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, puncak-puncak pegunungan, daerah salju abadi.
Sedangkan menurut Soil Survey Staff (1973), tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusun-penyusunnya, yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman.
Menurut Sitanala Arsyad (1989), konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah.
Wikipedia, konservasi tanah adalah serangkaian strategi pengaturan untuk mencegah erosi tanah dari permukaan bumi atau terjadi perubahan secara kimiawi atau biologi akibat penggunaan yang berlebihan.

B.    Teknologi Yang Digunakan Dalam Konservasi Tanah Dan Air
Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 2000), dikatakan selanjutnya bahwa konservasi tanah tidaklah berarti penundaan atau pelarangan pengunaan tanah, tetapi menyesuaikan jenis penggunaannya dengan kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan, agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Konservasi tanah berhubungan erat dengan konservasi air.
Teknologi yang diterapkan pada setiap macam penggunaan tanah akan menentukan apakah akan didapat penggunaan dan produksi yang lestari pada sebidang tanah. Metode konservasi tanah dan air dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
1.    Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah.
Metode vegetatif untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup lahan (cover crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997).
Penanaman rumput kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai manfaat lain, yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara penanamannya dapat secara rapat, barisan maupun menurut kontur.
Penggunaan sisa tanaman untuk konservasi tanah dapat berbentuk mulsa atau pupuk hijau. Dengan mulsa maka daun atau batang tumbuhan disebarkan di atas permukaan tanah, sedangkan dengan pupuk hijau maka sisa-sisa tanaman tersebut dibenamkan ke dalam tanah (Arsyad, 1989).
Syarat-syarat dari tanaman penutup tanah, antara lain:
a.      Dapat berkembang dan daunnya banyak.
b.      Tahan terhadap pangkasan.
c.      Mudah diperbanyak dengan menggunakan biji.
d.      Mampu menekan tanaman pengganggu.
e.      Akarnya dapat mengikat tanah, bukan merupakan saingan tanaman pokok.
f.       Tahan terhadap penyakit dan kekeringan.
g.      Tidak berduri dan bersulur yang membelit.
Selain dengan penanaman tanaman penutup tanah (cover crop), cara vegetatif lainnya adalah:
a.      Tanaman dengan lajur berselang-seling, pada kelerengan 6 – 10 % dengan tujuan:
1)     Membagi lereng agar menjadi lebih pendek.
2)     Dapat menghambat atau mengurangi laju aliran permukaan.
3)     Menahan partikel-partikel tanah yang terbawa oleh aliran permukaan.
Tipe-tipe tanaman lajur berseling adalah:
1)     Countur strip cropping, adalah penanaman berselang berdasarkan garis kontur.
2)     Field strip cropping, digunakan untuk kelerengan yang tidak bergelombang dengan jalur dapat melewati garis kontur, tetapi tanaman tidak melewati garis kontur.
3)     Wind strip cropping, digunakan pada lahan yang datar atau kelerengan yang tidak tajam dengan jalur tanaman tegak lurus arah angin, sehingga kadang-kadang arah alur searah dengan kelerengan.
4)     Buffer strip cropping, adalah lajur tanaman yang diselingi dengan lajur rumput atau legume sebagai penyangga.
b.      Menanam secara kontur (Countur planting), dilakukan pada kelerengan 15 – 18 % dengan tujuan untuk memperbesar kesempatan meresapnya air sehingga run off berkurang.
c.      Pergiliran tanaman (crop rotation).
d.      Reboisasi atau penghijauan.
e.      Penanaman saluran pembuang dengan rumput dengan tujuan untuk melindungi saluran pembuang agar tidak rusak.

2.    Metode Mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997). Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989). Ads by Video PlayerAd Options Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu.
Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak. Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering.
Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini. Pembuatan terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief, 1986). Menurut Arsyad (1989), pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi berkurang.
Macam-macam konservasi tanah secara mekanik:
a.      Teras
Teras merupakan metode konservasi yang ditujukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.
Terdapat beberapa macam teras, yaitu 
Ø  Teras bangku yang berfungsi : 1) memperlambat aliran permukaan; 2) menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak; 3) meningkatkan laju inflasi; dan 4) mempermudah pengolahan tanah.
Ø  Teras gulud yang berfungsi : untuk menahan laju aliran permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah.
Ø  Teras kredit adalah teras yang terbentuk secara bertahap karena tertahannya partikel-partikel tanah yang tererosi oleh barisan tanaman yang ditanam secara rapat seperti tanaman pagar atau strip rumput yang ditanam searah kontur.
Ø  Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu tanaman terutama tanaman tahunan. Yang biasa diaplikasikan pada areal perkebunan. Fungsi dari teras individu adalah untuk mengurangi erosi dan meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman tahunan.
Ø  Teras kebun merupakan jenis teras lain yang dirancang untuk tanaman tahunan khususnya tanaman buah-buahan yang bertujuan : 1) mengefesienkan penerapan teknik konservasi tanah dan 2) memfasilitasi pengelolaan lahan diantaranya fasilitas jalan kebun dan penghematan tenaga kerja dalam pemeliharaan kebun.
b.      Rorak
Rorak merupakan tempat/lubang penampungan atau peresapan air, dibuat di bidang olah atau saluran peresapan ditujukan untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan menampung tanah yang tererosi. Pada lahan kering beriklim kering, rorak berfungsi sebagi permanen air hujan dan aliran permukaan.
c.      Mulsa vertikal
Mulsa vertical juga dapat dikembangkan sebagai alternative untuk memudahkan pemanfaatan sisa tanaman di lahan pertanian. Pemanfaatan sisa tanaman sebagai mulsa konvensional belum banyak diterapkan, karena beberapa kesulitan yang dialami oleh petani dalam membersihkan sisa tanaman sebelum melakukan pengolahan tanah dan menyebarkannya kembali diantara barisan tanaman,
d.      Barisan Batu
Barisan batu yang dibuat mengikuti kontur dan berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah dan mengurangi aliran permukaan serta erosi, dapat pula digolongkan sebagai teknik konservasi sipil teknis. Barisan batu dapat diterapkan pada tanah-tanah berbatu, sehingga barisan batu ini juga bias digunakan untuk memperluas bidang olah.
e.      Bedengan
Bedengan akan efektif sebagai teknik konservasi tanah bila dibuat searah kontur.

3.    Metode Kimia
Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).
Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989).
Penggunaan bahan-bahan pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang baru dibuka sesunggunya sangat diperlukan mengingat:
1.     Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah virgin yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan efektif.
2.     Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang terangkat.
3.     Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan perkebunan, menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya bagian top soil, mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan berat seperti traktor, bulldozer dan alat-alat berat lainnya.

C.   Peranan Konservasi Tanah dalam Pembangunan Pertanian
Konservasi merupakan faktor yang penting dalam pertanian berwawasan lingkungan. Konservasi sumberdaya terbarukan berarti sumberdaya tersebut harus dapat difungsikan secara berkelanjutan (continous). Sekarang kita sudah mulai sadar tentang potensi teknologi, kerapuhan lingkungan, dan kemampuan budi daya manusia untuk merusak lingkungan tersebut. Suatu hal yang perlu dicatat bahwa ketersediaan sumberdaya adalah terbatas.
Pada dasarnya konservasi tanah diarahkan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hidrologis, menjaga kelestarian sumber air, meningkatkan sumber daya alam serta memperbaiki kualitas lingkungan hidup yang pada gilirannya meningkatkan produksi dan  pendapatan petani melalui usaha tani yang berkelanjutan.

BAB IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 2000), dikatakan selanjutnya bahwa konservasi tanah tidaklah berarti penundaan atau pelarangan pengunaan tanah, tetapi menyesuaikan jenis penggunaannya dengan kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan, agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Konservasi tanah berhubungan erat dengan konservasi air.
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah.
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997).
Metode kimia Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).

B.    Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pada penulis sendiri. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan penyusunan tugas-tugas berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA


Makalah Kebutuhan Air

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sumber daya air yang terdiri atas air, sumber air, dan daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraanbagi masyarakat di segala bidang baik sosial, ekonomi, budaya, politik maupun bidang ketahanan nasional.
Pemberdayaan air semakin hari semakin menghadapi berbagai permasalahan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang diiringi dengan pertumbuhan sosial-ekonomi. Peningkatan kebutuhan akan air telah menimbulkan eksploitasi sumber daya air secara berlebihan sehingga mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan sumber daya air yang pada gilirannya menurunkan kemampuan pasokan air.
Gejala degradasi fungsi lingkungan sumber daya air ditandai dengan fluktuasi debit air di musim hujan dan kemarau yang semakin tajam, pencemaran air,berkurangnya kapasitas waduk dan lainnya. Tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas permukaan bumi. Tanah merupakan suatu gejala alam permukaan daratan yang membentuk suatu zone dan biasa disebut pedosfer, tersusun atas bahan lepas berupapecahan dan lapukan batuan bercampur dengan bahan organik (Notohadiprawiro,1993).
Dokuchaiev (1870) dalam E-dukasi.net mengatakan bahwa tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi dan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan bahan yang ada di bawahnya sebagai hasil kerja interaksi antara iklim,kegiatan oganisme, bahan induk dan relief selama waktu tertentu. Seperti definisi diatas tanah tercipta dari hasil interaksi antara iklim, kegiatanoganisme, bahan induk dan relief seiring dari berjalannya waktu.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada lima faktor pembentuk tanah yaitu iklim, organisme, bahan induk, relief (topografi) dan waktu. Iklim, organisme dan waktu adalah faktor pembentuk tanah yang aktif, sedangkan bahan induk dan reliefmerupakan penyedia bahan dan tempat dalam proses pembentukan tanah. Sumber daya udara adalah factor atau ciri adanya suatu kehidupan. Tinggirendahnya suatu keputusan menentukan kualitas sumber daya alam yanglain, sedangkan kualitas sumber daya udara sangat menentukan perkembangan suatu kehidupan.

B.    Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian Sumber Daya Air,Udara, dan Tanah?
2.     Proses Pembentukan Sumber Daya Air, Tanah?
3.     Apa Pemanfaatannya Sumber Daya Air, Udara, Tanah?
4.     Bagaimana Penyebarannya Sumber Daya Air?

C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.     Dapat mengetahui apakah Pengertian Sumber Daya Air, Udara, dan Tanah.
2.     Dapat mengetahui bagaimana pembentukan Sumber Daya Air, dan Tanah.
3.     Dapat mengetahui manfaat dari Sumber Daya Air, Udara, dan Tanah.
4.     Dapat mengetahui penyebarannya Sumber Daya Air.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sumber daya Air
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar 97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di udara. Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang.
Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap air bersih. Perhatian terhadap kepentingan global dalam mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan, terutama sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama dengan nilai pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini terus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.

1.     Air permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat di sungai, danau, atau rawa air tawar. Air permukaan secara alami dapat tergantikan dengan presipitasi dan secara alami menghilang akibat aliran menuju lautan, penguapan, dan penyerapan menuju ke bawah permukaan. Meski satu-satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya presipitasi dalam area tangkapan air, total kuantitas air dalam sistem dalam suatu waktu bergantung pada banyak factor.
Faktor-faktor tersebut termasuk kapasitas danau, rawa, dan reservoir buatan, permeabilitas tanah di bawah reservoir, karakteristik aliran pada area tangkapan air, ketepatan waktu presipitasi dan rata-rata evaporasi setempat. Semua faktor tersebut jugamemengaruhi besarnya air yang menghilang dari aliran permukaan. Aktivitas manusia memiliki dampak yang besar dan kadang-kadangmenghancurkan faktor-faktor tersebut.
Manusia seringkali meningkatkan kapasitas reservoir total dengan melakukan pembangunan reservoir buatan, dan menguranginya dengan mengeringkan lahan basah. Manusia juga sering meningkakan kuantitas dan kecepatan aliran permukaan dengan pembuatan saluran-saluran untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi. Kuantitas total dari airyang tersedia pada suatu waktu adalah hal yang penting. Sebagian manusia membutuhkan air pada saat-saat tertentu saja. Misalnya petani membutuhkan banyak air ketika akan menanam padi dan membutuhkan lebih sedikit air ketika menanam palawija.
Untuk mensuplai petani dengan air, sistem air permukaan membutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar untuk mengumpulkan airs epanjang tahun dan melepaskannya pada suatu waktu tertentu. Sedangkan penggunaan air lainnya membutuhkan air sepanjang waktu, misalnya pembangkit listrik yang membutuhkan air untuk pendinginan, atau pembangkit listrik tenaga air. Untuk mensuplainya, sistem perairan permukaan harus terisi ketika aliranarus rata-rata lebih rendah dari kebutuhan pembangkit listrik.
Perairan permukaan alami dapat ditambahkan dengan mengambil air permukaan dari area tangkapan hujan lainnya dengan kanal atau system perpipaan. Dapat juga ditambahkan secara buatan dengan cara lainnya, namun biasanya jumlahnya diabaikan karena terlalu kecil. Manusia dapat menyebabkan hilangnya sumber air permukaan dengan menjadikannya tidak lagi berguna, misalnya dengan cara polusi.
Brazil adalah negara yang diperkirakan memiliki suplai air tawar terbesardi dunia, diikuti oleh Rusia, Kanada, dan Indonesia.
a.       Sungai
Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
No
Nama Sungai
Lokasi
Panjang
1
Bengawan Solo
Jawa Tengah
548,53 km
2
Ci Sadane
Jawa Barat
126 km
3
Ciliwung
Jakarta
120 km
4
Ci Manuk
Jawa Barat
180 km
5
Batang Hari
Jambi
800 km
6
Sungai Barito
Kalimantan Tengah
909 km
7
Sungai Kapuas
Kalimantan Barat
1.178 km
8
Sungai Kahayan
Palangka Raya
250 km
9
Sungai Mahakam
Kalimantan Timur
920 km
10
Sungai Mamberamo
Papua
670 

b.     Laut
Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.
No
Nama Laut
Lokasi
Kedalaman
1
Laut Arafura
sebelah selatan Kepulauan Aru
650.000 km²
2
Laut Banda
sebelah selatan Pulau Seram
470.000 km²
3
Laut Flores
sebelah utara Pulau Flores
5.123 km²
4
Laut Sawu
Pulau Sawu
105.000 km²
5
Laut Jawa
sebelah utara Pulau Jawa
1.790.000 km²
6
Laut Maluku
sebelah barat Pulau Halmahera
200.000 km²
7
Laut Sawu
sebelah selatan Pulau Flores
105.000 km²
8
Laut Seram
sebelah utara Pulau Seram
12.000 km²
9
Laut Halmahera
sebelah utara Pulau Sulawesi
95.000 km²
10
Laut Timor
sebelah timur Pulau Timor
5.300km²

c.      Danau
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga. Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas.
No
Nama Danau
Lokasi
Luas
1
Danau Singkarak
Sumatera Barat
107,8 km²
2
Danau Laut Tawar
Nanggröe Aceh Darussalam
5.472 ha
3
Danau Maninjau
Sumatra Barat
99,5 km
4
Danau Ranau
Lampung
128 km2
5
Danau Towuti
Sulawesi Selatan
561,1 km2
6
Danau Tempe
Kabupaten Wajo
13.000 ha
7
Danau Sembuluh
Kalimantan Tengah
7.832,5 ha
8
Danau Sentani
Papua
9.360 ha
9
Danau Wanayasa
Purwakarta
7 ha
10
Situ Lengkong
Ciamis
70    a

d.     Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat penyimpanan air sediaan untuk berbagai kehidupan.
No
Nama Waduk
Lokasi
Luas
1
Waduk Cirata
Jawa Barat
43.777,6 ha
2
Waduk Jatiluhur
Jawa Barat
8.300 ha
3
Waduk karangkates
Jawa Timur
6 ha
4
Waduk Malahayu
Jawa Tengah
944 ha
5
Waduk Saguling
Jawa Barat
5.607 ha
6
Way Rarem
Lampung
49,2 ha
7
waduk Cacaban
Jawa Tengah
6.792,71 ha
8
Waduk Riam Kanan
Kalimantan Selatan
6.800 ha
9
Bendungan Bilibili
Sulawesi Selatan
40.428 ha
10
waduk darma
Jawa Barat
425 

2.     Air tanah
Air tanah adalah air tawar yang terletak di ruang pori-pori antara tanah dan bebatuan dalam. Air tanah juga berarti air yang mengalir di lapisan aquiferdi bawah water table. Terkadang berguna untuk membuat perbedaan antara perairan di bawah permukaan yang berhubungan erat dengan perairan permukaan dan perairan bawah tanah dalam di aquifer (yang kadang-kadang disebut dengan"air fosil").
Sistem perairan di bawah permukaan dapat disamakan dengan sistem perairan permukaan dalam hal adanya input, output, dan penyimpanan.
Perbedaan yang paling mendasar adalah kecepatan dan kapasitasnya; air tanah mengalir dengan kecepatan bervariasi, antara beberapa hari hingga ribuan tahun untuk muncul kembali ke perairan permukaan dari wilayah tangkapan hujan, dan air tanah memiliki kapasitas penyimpanan yang jauh lebih besar dari perairan permukaan.
Input alami dari air tanah adalah serapan dari perairan permukaan, terutama wilayah tangkapan air hujan. Sedangkan output alaminya adalah mata air dan serapan menuju lautan.
Air tanah mengalami ancaman berarti menghadapi penggunaan berlebihan, misalnya untuk mengairi lahan pertanian. Penggunaan secara belebihan di area pantai dapat menyebabkan mengalirnya air laut menuju sistem air tanah, menyebabkan air tanah dan tanah di atasnya menjadi asin (intrusi air laut). Selain itu, manusia juga dapat menyebabkan air tanah terpolusi, sama halnya dengan air permukaan yang menyebabkan air tanah tidak dapat digunakan.
a.      Air tanah dangkal
Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air tidak jauh dari permukaan tanah.Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.
b.     Air tanah dalam
Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air.
Lapisan di antara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur pengeborannya disebut sumur artesis.

B.    Pembentukan Sumber Daya Air
Poses Pembentukan sumber daya air di alam teryata sangat sulit. Apabila terdapat sejumlah atom hidrogen dan oksigen yang merupakan komponen penyusunmolekul air dengan perbandingan tertentu dalam sebuah bejana kaca dengan jangka waktu yang sangat lama, ratusan bahkan sampai ribuan tahun lamanya, maka belum tentu atom-atom tersebut akan segera bereaksi membentuk molekul air, kalaupun terbentuk, maka tidak akan lebih dari segelintir pada dasar wadah dan itupun akan terjadi dengan sangat lambat. Hal itu disebabkan karena faktor suhu yang tidak mendukung, dimana pada suhu kamar antara Oksigen dan Hidrogen sangat lamba tuntuk bereaksi. Dalam keadaan bebas, Oksigen dan Hidrogen ditemukan sebagaimolekul H2 dan O2.
Untuk dapat bergabung membentuk molekul air H2O maka keduanya harus bertubrukan, supaya ikatan-ikatan yang membentuk masing-masing molekul hidrogen dan oksigen melemah, akibatnya tidak ada lagi penghalang untuk bergabungnya atom oksigen dan hidrogen tersebut membentuk molekul air H2O.
Temperatur yang tinggi akan berpengruh terhadap kecepatan reaksi antara molekul Hidrogen dan Oksigen. Dengan temperatur yang tinggi akan meningkatkan energi, begitu pula dengan kecepatan molekul-molekul yang bergerak semakin cepat sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah tubrukan antar molekul. Akibat dari semua ini, reaksi yang terjadi berjalan semakin cepat, sehingga terbentuklah apa yang disebut sebagai molekul air.
Pada saat sekarang ini, tidak ada lagi temperatur yang cukup tinggi untuk membentuk air di permukaan bumi. Panas yang diperlukan untuk pembentukan air pada awalnya disuplais elama terbentuknya bumi ini, yang mana akhirnya memunculkan banyak air sebanyak yang menutupi tiga perempat permukaan bumi.
Air tidak lagi terbentuk baru, namun yang terjadi adalah air yang ada di permukaan bumi menguap kemudian naik ke atomosfir, selanjutnya menjadi dingin dan akhirnya kembali ke bumi dalam bentuk hujan. Oleh karena itulah sehingga jumlah air tidakakan pernah bertambah tapi hanya mengalami siklus yang terjadi secara terusmenerus.

C.    Pemanfaatan Sumber Daya Air
Seluruh makhluk hidup di muka bumi membutuhkan air. Sejak itu kehidupan, mahluk hidup terutama manusia telah memanfaatkan air untuk kelangsungan hidupnya, bahkan mutlak dibutuhkan manusia. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan industri, kebutuhan manusia akan air cenedrungmeningkat. Berikut adalah manfaat sumber daya air sebagai pendukung kehidupan.
1.     Sumber bahan pangan
Manusia dan hewan dapat memperoleh sumber makanan dari perairan, seperti berbagai jenis ikan, rumput laut, kepiting, udang, kereang dan lainnya.
2.     Prasarana lalulintas air antar pulau atau antar benua
Wilayah yang didominasi oleh perairan sangat bergantung pada lalulintas air, seperti adanya sungai atau laut inilah hubungan antar wilayah dapat erjalin.
3.     Fungsi energi seperti pembangkit tenaga
Pergerakan air pasang dan surut dapat menghasilkan energi listrik. Selain itu, arus laut dapat dimanfaatkan ebagai energi pendorong perahu secara alami.
4.     Fungsi rekreasi
Kondisi pantai, danau, dan lau yang indah dan bersih difungsikan sebagai objek wisata.
5.     Fungsi pengaturan iklim
Perbedaan sifat fisik air laut dan daeratan dapat memengaruh gereakan udara (angin). Hal ini selanjutnya memanaskan perairan dan mengakibatkan penguapan kemudian turun sebagai hujan.
6.     Sebagai tempat usaha perikanan
Manusia memanfaatkan perairan sebagai usaha perikanan, seperti tambank udang, pengembangbiakan kerang mutiara dan sejenisnya.
7.     Sumber mineral
Sumber mineral, seperti garam, kalium karbonat, dan sejenisnya.
8.     Sumber bahan tambang
Sumber bahan tambang, seperti minyak bumi, timah, gas alam, dan sejenisnya.

Dengan ke 8 manfaat sumber daya air ini kita dapat memaksimalkan sumber daya air yang ada dan tentunya tetap menjaga dan melestarikannya untuk kebutuhan sekrang dan masa yang akan datang.

D.    Persebaran Sumber Daya Air di Indonesia
Di indonesia Persebaran sumber daya airnya tidak merata, hal ini seperti yang ditunjukan dalam peta perairan indonesia, meskipun kondisi umum sumber daya air di Indonesia ini memiliki cadangan air yang cukup besar 2530 km3 (no. 5 di dunia), namun sebarannya tidak merata. Contohnya di wilayah barat untuk sumber daya airnya cukup besar namun di timur dan selatan kurang. Hal ini diperparah karena bertambahnya jumlah penduduk yang tidak merata, seperti di pulau jawa yang hanya 7% dari luas lahan di Indonesia,  sekitar 65% penduduk Indonesia tinggal di pulau ini dan potensi airnya hanya 4,5 % dari potensi air di Indonesia, sehingga hal ini ketersediaan air di tiap-tiap wilayah tidak sama.
Seperti yang terlihat di peta perairan indonesia di atas bahwa Persebaran potensi air tanah dan air permukaan di Indonesia jika di persentasekan adalah sebagai berikut :
1.     Kalimantan : 30.4%
2.     Sumatera : 24.6%
3.     Papua : 23.8%
4.     Sulawesi : 14.8%
5.     Jawa dan Bali : 6.4%
Dari persentase di atas jelas terlihat bahwa pulau jawa merupakan pulau yang memiliki sumber daya air terkecil dan kalimantan sebagai pulau yang memiliki sumber daya air terbesar di indonesia. Walaupun kondisi Pulau Jawa seperti ituternyata sumber irigasi di pulau jawa cukup besar yaitu sekitar 49% dari irigasi yangada di luar pulau jawa dan itu menyumbang hampir 60% produksi beras di Indonesia.
Di Indonesia yang paling parah cadangan airnya cukup krisis di daerah NTT, indeks perkapitanya 1600 m3 suatu daerah indeks perkapitanya di bawah 2000 m3 perkapita/tahun berarti itu sudah mengalami stress area dari sisi penyediaan airnya.
Dan pulau Jawa yang mengalami krisis air paling parah ada di bagian timur danselatan pulau Jawa dan salah satu upaya untuk mengatasinya adalah menyiapkan 8 buah waduk di sekitar agar DAS Brantas dapat menampung air lebih banyak lagi,sehingga dapat menyumbang 25% produksi beras di wilayah jawa timur.
Dari peta perairan di atas dapat di lihat bahwa indonesia merupakan Negara dengan potensi sumber daya air yang cukup besar sehingga tidaklah heran Indonesia merupakan negara ke 5 yang memiliki sumber daya air terbesar dunia. Dengan sebaran air yang tidak merata ini sebenarnya memberikan peluang kepada kita sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang khususnya air untuk meningkatkan dan menggali potensi yang ada untuk kebaikan bersama dalam membangun dan mensejahterakan rakyat, namun sayang masih banyak diantara pulau-pulau yang memiliki potensi besar belum di manfaatkan.

E.    Sumber Daya Alam Udara
Sumber daya udara adalah factor atau ciri adanya suatu kehidupan. Tinggi rendahnya suatu keputusan menentukan kualitas sumber daya alam yang lain, sedangkan kualitas sumber daya udara sangat menentukan perkembangan suatu kehidupan. Meskipun hampir di setiap sekolah ada pendidikan lingkungan hidup. Hanya sedikit pelajar yang memiliki kesadaran untuk mengaplikasikan suatu pembelajaran lingkungan hidup pada kehidupannya. Kebanyakannya seseorang hanya mempelajari tanpa mengaplikasikan suatu pelajaran ekologi dan seseorang bertindak tanpa memperhatikan dampak yang di timbulkannya tersebut. Dari sumber daya udara juga ada beberapa udara yang kita ketahui , sebagai berikut :
a.      Oksigen
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
b.     Karbon Dioksida
2Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
c.      Karbohidrat
Karbohidrat (hidrat dari karbon, hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).[1] Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.

F.     Pemanfaatan Sumber Daya Udara
a.      Meskipun udara tanpa rasa, tanpa bau, dan (hampir disemua waktu) tak tampak, udara telah melindungi kita dari terik sinar matahari danmenyediakan kita berbagai campuran gas yang membuat kehidupan di bumi dapat tumbuh kembang dan.
b.     Sumber kehidupan mahluk hidup.
c.      Pengembangan: Pengembangan siswa agar menjadi berprestasi denganmengetahui sumber daya udara bertujuan untuk setiap siswa mempunyai pribadi yang berprilaku baik;
d.     Perbaikan : menambah daya pikir tentang suatu ilmu pengetahuan khususnyayang lebih bermartabat; dan
e.      Penyaringan : untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya asing dengan mengembangkan manfaat sumber daya udara.

G.   Sumber Daya Tanah
Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia ,seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang adadi atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan.
Tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling ataspermukaan bumi. Tanah merupakan suatu gejala alam permukaan daratan yangmembentuk suatu zone dan biasa disebut pedosfer, tersusun atas bahan lepas berupa pecahan dan lapukan batuan bercampur dengan bahan organik (Notohadiprawiro,1993). Dokuchaiev (1870) dalam E-dukasi.net mengatakan bahwa tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang,  lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi dan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan bahan yang ada di bawahnya sebagai hasil kerja interaksi antara iklim, kegiatan oganisme, bahan induk dan relief selama waktu tertentu. Seperti definisi diatas tanah tercipta dari hasil interaksi antara iklim, kegiatan organisme, bahan induk dan relief seiring dari berjalannya waktu. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada lima faktor pembentuk tanah yaitu iklim,  organisme, bahan induk, relief (topografi) dan waktu. Iklim, organisme dan waktua dalah faktor pembentuk tanah yang aktif, sedangkan bahan induk dan relief merupakan penyedia bahan dan tempat dalam proses pembentukan tanah. Ada beberapa macam tanah juga, seperti berikut :
a.      Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
b.     Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
c.      Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
d.     Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
e.      Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
f.      Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
g.     Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
h.     Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
1.     Pembentukan Sumber Daya Tanah
Pembentukan Tanah Kebanyakan tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral (kuarsa, feldspar, mika, hornblende, kalsit, dan gipsum), meskipun ada yang berasal dari tumbuhan (gambut/peat; Histosol). Tanah adalah material yang tidak padat yang terletak di permukaan bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA, Glossary of Soil Science Term). Jenny, H (1941) dalam buku Factors of Soil Formation : tanah terbentuk dari interaksi banyak faktor, dan yang terpenting adalah : bahan induk (parent material); iklim (climate), organisme (organism)’; topografi (Relief); waktu (time).

2.     Pemanfaatan Sumber Daya Tanah
Berikut Pemanfaat sumber daya tanah untuk kehidupan, yaitu;
a)     Penyediaan unsur hara untuk tumbuhan.
Ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur hara yang tersedia di tanah dan dibutuhkan oleh tumbuhan haruslah sesuai dan seimbang.
b)     Penyedia makanan untuk biota tanah.
Tanah menjadi habitat pengurai yang menguraikan sisa organisme mati menjadi bahan makanan yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lain.
c)     Sebagai habitat hidup dan melakukan kegiatan.
Tanah merupakan tempat manusia dan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya. Di dalam tanah, hidup pula berbagai organisme tanah, misalnya cacing tanah.
d)     Sumber bahan baku barang kerajinan atau perabot rumah tangga.
Kandungan tanah liat dapat di manfaatkan manusia untuk membuat batu bata, barang-barang seni dan kerajinan, maupun alat-alat rumah tangga. Tanah liat juga dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku genteng penutup atap rumah atau bangunan.
e)     Memiliki nilai ekologi, yaitu mampu menyerap dan menimpan air (melindungi tata air), menekan erosi, serta menjaga kesuburan tanah.
f)       Memiliki nilai ekonomis yaitu sebagai aset yang dapat disewakan atau diperjual belikan
g)      Mengandung barang tambang atau bahan galian yang berguna untuk manusia.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alamnya, baiksumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Kekayaan alamIndonesia terdapat di permukaan bumi, di dalam perut bumi, di laut dan di udara. Berdasarkan ketersediaanya sumber daya alam terbagi dalam dua kelompok besar yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

B.    Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya atau masih jauh dari kesempurnaannya seperti yang diharapkan oleh karena itu kritik dan saran baik itu dari bapak/Ibu Guru maupun rekan siswa/i yang bersifat konstruktif sangat diharapkan guna memperbaiki penulisan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

http://aghnanisme.blogspot.com/2012/10/sumber daya alam.
htmlhttp://id.wikipedia. org/wiki /tanahhttp://tugino230171.wordpress.com/2011/10/29/sumber-
daya-alam-dan-pemanfaatannya/
http://www.imammurtaqi.com/2012/04/pemanfaatan-sumber-daya-alam.html
Top of Form